Domus Isoman – Gerak Siaga Bela Rasa

Pandemi Covid -19 di Indonesia setelah setahun berlalu belum juga menunjukan tanda-tanda membaik. Bahkan mulai Juni 2021 lalu, terjadi kenaikan tingkat warga terpapar hingga berlipat kali dibanding tahun sebelumnya. Pelayanan rumah sakit di DKI Jakarta berubah menjadi kritis, hampir semuanya penuh.

Kondisi seperti itu membuat gerakan isiolasi di rumah bagi para penyintas yang bergejala ringan menjadi pilihan terbaik. Yang menjadi masalah adalah para penyintas dari keluarga pra sejahtera yang tidak memiliki keterbatasandi rumah tempat tinggalnya. Dari ukuran rumah tinggal yang kecil, terbatasnya kamar dan padatnya penghuni malah berpotensi menjadi sumber penularan baru. Belum lagi tentang kebutuhan nutrisi, vitamin, dan obat-obatan yang dibutuhkan agar imunitas meningkat dan virus yang menggeroggoti tubuh bisa berakhir tanpa menular pada orang lain.

Domus Isoman adalah gerakan bela rasa yang ingin membantu para penyintas covid dari keluarga pra sejahtera agar menjalani isolasi mandiri secara lebih baik. Gerakan baik ini diinisiasi oleh komisi PSE KAJ bersama LDD KAJ dan bergerak bersama komisi kesehatan, komisi pendidikan, dan paroki- paroki di KAJ serta para donatur yang berkehendak baik. Sampai dengan 16 Agustus ini sudah ada beberapa Domus Isoman yang beroperasi seperti di sekolah Pangudiluhur – Paroki Jagakarsa, sekolah Pangudiluhur Paroki Kampung Sawah, sekolah Santa Maria dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Carolus paroki Matraman, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Paroki Duren Sawit.

Sebagian dari Domus Isman itu sudah ada penyintas yang dilayani dan ada yang sudah purna isomannya –  pulih kembali kesehatananya. Sebagian yang lain sudah siap siaga, namun belum ada penyintas yang dilayani. Belum adanya penyintas yang dilayani, bukan berarti Domus Isoman ini tidak memiliki fungsi atau manfaat dalam kerangka ketangguhan warga terhadap risiko bencana.

Dalam kerangka gerakan kesiapsiagaan warga terhadap situasi bencana, penulis mencoba mendiskripsikan gerakan Domus Isoman sebagai gerakan kesiapsiagaan dalam siklus kebencanaan.  Tujuan utamanya adalah “melayani kehidupan (pro life) : melayani yang membutuhkan bantuan isolasi mandiri penyintas covid”.  

Berikut ini bebebapa alternatif indikator keberhasilan Domus Isoman sebagai gerakan kesiapsiagaan dalam siklus kebencanaan :

  • Ada kesiapan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan.

Sarana dan fasilitas itu seperti kamar, tempat tidur, toilet, tempat sampah, perlengkapan medis penunjang, dan lainnya.

  • Ada kesiapan sistim operasi.

Ini adalah prosedur-prosedur standar dan protokol-protokol yang diperlukan agar pelayanan bisa terlaksana secara maksimal dengan mengurangi risiko bagi para pelayanan maupun yang dilayani.

  • Ada kesiapan personil.

Ini adalah pelayanan oleh manusia untuk manusia. Personil yang memiliki kapasitas dan komitmen dibutuhkan agar sistim operasi bisa berjalan dengan baik.

  • Ada kesiapan logistik.

logistik atau kebutuhan dasar sebagai pendukung terlaksanannya operasi pelayanan secara maksimal dan berkelanjutan seperti bahan makan, obatanobatan, perlengkapan medis dasar, oksigen, dll.

  • Ada Jaringan.

Gerakan mestinya tidak bisa dilakukan satu pihak saja, diperlukan pengembangan jaringan bersama pihak-pihak yang berkehendak baik dan relevan dengan kebutuhan pelayanan.

  • Ada Publikasi.

Ini adalah upaya inklusi agar para pihak yang membutuhan pelayanan dan ingin membantu pelayanan bisa ikut terlibat. Kita semua berharap, pandemi segera berakhir dan Domus Isoman juga segera ditutup. Sejarah gerakan bela rasa akan mencatat bahwa dalam setiap kesulitan yang dihapai oleh kemanusiaan, akan selalu ada inspirasi kreatif untuk

Kita semua berharap pandemi segera berakhir dan Domus Isoman juga segera ditutup secara operasional, namun kesiapsiagaan Domus Isoman tetap bergerak. Sejarah gerakan bela rasa akan mencatat bahwa dalam setiap kesulitan yang dihapai oleh kemanusiaan, akan selalu ada inspirasi kreatif untuk terlibat megatasi kesulitan.

Ditulis oleh: F.X. Yono Hascaryo Putro

Belajar Kepemimpinan Melalui Sharing Bersama

Kevano, salah satu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar membagikan pengetahuan dan pengalamannya tentang kepemimpinan. Dengan lancar dan penuh semangat, Kevano menampilkan presentasi tentang dasar-dasar kepemimpinan. Setidaknya ada dua hal mendasar yang menjadi perhatian Kevano dalam upaya membangun kepemimpinan, yakni upaya pengembangan prinsip kepemimpinan dan kemampuan pemimpin. Dua hal itu dipresentasikan evano dengan contoh lewat sharing pengalaman pribadinya ketika menempuh studi di Kolese Kanisius Jakarta dan keterlibatannya dalam kegiatan di kampusnya saat ini.

Tidak Setengah-setengah

Salah satu pesan kepemimpinan yang disampaikan Kevano bahwa kepemimpinan adalah totalitas yang artinya tidak setengah-setengah. Totalitas berarti mengupayakan berbagai cara dengan daya terbaik agar tujuan bisa tercapai. Kemauan belajar dari berbagai pihak juga menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kapasitas diri dan organisasi. Kerelaan untuk berkorban menjadi semangat yang harus terus menyala demi hasil yang terbaik. Tugas kepemimpinan menurut Kevano adalah membangan solidaritas dan menjadi bagian dari gerakan dalam menyelesaikan masalah.

Sekilas Tentang VOLT

Sharing pengalaman dan pengetahun oleh Kevano itu dilakukan dalam pertemuan virtual dalam progam VOLT pada Sabtu, 12 Juni 2021. Program Volunteering and Leadership Training (VOLT) diinisiasi oleh Lembaga Daya Dharma  (LDD) KAJ  berkolaborasi dan bersinergi dengan para relawan muda LDD KAJ. Ada 31 orang muda menjadi peserta VOLT pada angkatan perdana ini. Mereka dari berbagai latar belakang berbeda, termasuk perbedaan umur, asal sekolah, asal suku, dan agama.  VOLT perdana ini didedikasikan untuk peserta dari siswa SLTP, SLTA, dan mahasiswa. Para mentor dan panitia penyelenggara yang terlibat aktif dalam VOLT adalah para relawan muda LDD KAJ yang sudah dan sedang terlibat dalam gerakan sosial bela rasa bersama LDD KAJ. 

 Program VOLT dibentuk untuk  memfasilitasi orang muda untuk saling asah, asih, dan asuh dalam proses pembentukan jati diri kepemimpinan yang unggul dan memiliki hati peduli untuk membangun keadaban publik dengan terlibat dalam gerakan sosial bela rasa. Peserta bersama para mentor dan panitia berinteraksi dalam proses pembelajaran tentang isu kepemimpinan dan sosial kemasyarakatan. Berproses bersama untuk mengetahui, memahami, menganalisa penyebab kemiskinan dan mencari gagasan kreatif sebagai solusi mengatasi permasalahan sosial itu.

Belajar Videografi Belum Berakhir

Terima kasih ya, LDD KAJ yang telah mewadahi kami untuk pelatihan ini. Segala ilmu, kebaikan, perhatian, kepedulian, kesabarannya, dan waktunya yang telah kami terima 3 kali pertemuan ini dilayani dengan baik

Meskipun paket proses pembelajaran tentang videografi yang diselenggarkan oleh LDD KAJ bagi peserta angkatan ke-VI ini belum berakhir, namun  ungkapan Sr Louise HK (peserta dari Palembang) yang dikirim melalui pesan di grup whatsapp pelatihan videografi diatas telah menjadi salah satu tanda nyata kehadiran wajah LDD KAJ dalam mengupayakan pelayanan yang terbaik.

Pelatihan videografi secara virtual sesi 3 diselengarakan oleh LDD KAJ pada hari Sabtu, 13 Maret 2021. Pada sesi ini, diajak kembali untuk lebih memahami dan mendalami tentang teknik dasar videografi. Misalnya merumuskan pesan utama dalam produk video kampanye, angle kamera, dan editing. Hasil karya peserta selama satu minggu sebelumnya menjadi materi utama dalam pelatihan ini.

Pipit Prahoro, pelatih senior dan mentor pada pelatihan ini  memilih  video yang dikirimkan oleh peserta untuk  diedit kembali  secara online. Selama proses re-editing itulah, informasi tentang teknis dan tools yang ada dalam aplikasi editing itu diperdalam. Sebagai contoh adalah video yang karya Sr. Lousie, HK berjudul “Memanfaatkan Lahan Sempit”. Video berdurasi 157 detik ini menggambarkan tentang usaha memanfaatkan lahan sempit yang telah dilakukan di Biara Susteran Hati Kudus – Palembang dengan menanam sayur caisim, tomat hijau, dan cabai hijau. Bersama mas Pipit dalam re-editing secara online, video berdurasi 157 detik itu dipadatkan menjadi 60 detik saja dengan menghilangkan beberapa gambar yang secara teknis mengambilan mengalami goncangan dan pengulangan.  Dalam 60 detik ini pesan tetap sama yakni mengajak pemerisa untuk bergerak memanfaatkan lahan yang sempit.

Pertanyaan peserta berkembang selama proses re-editing online itu. Misalnya pertanyaan dari Whati tentang cara memotong gambar dan instrumen yang mengiringi video. Ada juga pertanyaan dari Djodi tentang menghilangkan water mark pada aplikasi berbayar. Pertanyaan itu dan pertanyaan lainnya dari peserta selama proses ini langsung dijawab oleh mas Pipit dengan contoh terapan melalui proses re-editing online ini.

Waktu begitu cepat berjalan. Sekitar 2,5 jam telah berlalu dalam proses pelatihan secara virtual yang intens. Sebagian peserta merasa masih membutuhkan pembelajaran bersama lebih lanjut. Menanggapi kebutuhan peserta untuk mendapatkan pembelajaran lebih mendalam lagi, LDD KAJ akan membuka 1 sesi tambahan untuk nagkatan VI ini pada Sabtu, 27 Maret 2021. Selanjutnya LDD KAJ juga menawarkan kepada para peserta yang kelak menjadi alumni peserta pelatihan ini untuk berkolaborasi dalam memproduksi video-video pendek  berkonten baik untuk kebaikan hidup bersama yang akan ditayangkan di media sosial terbitan LDD KAJ.

Pelatihan Videografi “Smartphone”

Pelatihan videografi yang diselenggarakan oleh Lembaga Daya Dharma KAJ untuk angkatan ke-VI berbeda dengan angkatan-angkatan sebelumnya. Pelatihan kali ini diselenggarakan secara virtual selama 3 kali, masing-masing berdurasi 2 jam.  Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan agar para peserta dapat membuat video singkat, dengan dibekali ketrampilan dasar videografi dan editing di aplikasi-aplikasi smartphone yang mudah dipakai.

Pelatihan pertama diselenggarakan pada Sabtu, 30 Februari 2021 dari pukul 09.30 s.d. 11.45 WIB. Ada 21 peserta yang terlibat secara aktif pada pelatihan ini. Peserta berasal dari beragam daerah; ada yang dari Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, dan bahkan Pare-Pare. Pipit Prihantoro, selaku senior praktisi videografi, menjadi mentor yang memandu peserta untuk memahami teknik dasar videografi seperti teknik angle kamera dan editing. Para peserta tampak antusias mengikuti arahan Pipit Prihantoro.

Meskipun mengalami keterbatasan interaksi, peserta masih dapat berpartisipasi aktif dengan  cara bertanya, meperdalam, dan berbagi pengalaman seputar materi. Di akhir pelatihan, peserta diberikan tugas untuk membuat video pendek dengan tujuan untuk mengampanyekan kepedulian terhadap lingkungan hidup atau upaya-upaya untuk mengurangi risiko pandemi Covid-19. Video pendek tersebut berdurasi maksimal tiga menit dan akan menjadi materi pembelajaran berikutnya.