“Life in Social”: Merayakan Kemanusiaan, Menemukan Makna dalam Kesederhanaan

Share This Post

Yogyakarta — Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital namun kerap terputus secara emosional, SMK Kolese De Britto mengambil langkah berani untuk kembali ke akar kemanusiaan melalui program “Life in Social”. Sebuah inisiatif yang bukan hanya mendobrak batas ruang kelas, tetapi juga membuka hati dan pikiran para siswa terhadap realitas sosial yang tak banyak dibicarakan.

Program ini menempatkan para siswa langsung di tengah masyarakat, membaur dalam kehidupan sehari-hari keluarga angkat mereka. Di sinilah transformasi dimulai—bukan melalui buku pelajaran, tetapi dari pengalaman hidup nyata. Dalam suasana yang sederhana, para siswa belajar bahwa empati tidak bisa diajarkan, tetapi dirasakan.

“Kebahagiaan ternyata bukan tentang apa yang kita punya, tapi tentang bagaimana kita hadir dan berbagi,” ujar salah satu siswa yang terlibat.

Mengenal Kehidupan, Merasakan Getarnya

Salah satu titik penting dalam program ini adalah pertemuan dengan tokoh-tokoh lokal inspiratif seperti Mbak Santi, pengelola PAUD yang telah mengabdi selama lebih dari dua dekade. Dengan sumber daya terbatas, beliau membuktikan bahwa pendidikan usia dini adalah pondasi penting dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Tak kalah menggugah adalah pengalaman bersama Bu Lila, sosok yang tak gentar menyuarakan kebenaran di tengah keterbatasan. Ia mengajarkan kepada para siswa bahwa keberanian bukan hanya tentang menghadapi tantangan besar, tetapi juga tentang menyuarakan hal-hal kecil yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

Anak-Anak yang Mengubah Pandangan

Salah satu momen paling mengesankan datang dari interaksi dengan anak-anak lokal. Mereka yang awalnya dianggap “berisik” atau “mengganggu”, justru menjadi guru kehidupan bagi para siswa. Melalui tawa, pelukan spontan, dan permainan sederhana, mereka menunjukkan bagaimana sukacita sejati hadir dari hal-hal yang paling murni.

Program ini juga memperkenalkan siswa kepada Sanggar Anak Harapan, sebuah lembaga yang menjadi rumah bagi anak-anak dari latar belakang yang sulit, termasuk mereka yang hidup dengan disabilitas. Di sana, siswa belajar arti dari kepedulian yang sejati—yang lahir bukan dari kewajiban, tetapi dari kasih dan kemanusiaan.

Meninggalkan Jejak, Membawa Pulang Makna

Ketika tiba saat perpisahan, air mata pun tak terelakkan. Bukan hanya karena pertemanan yang terbentuk, tetapi karena kesadaran baru yang tumbuh. Para siswa pulang dengan mata yang lebih terbuka, hati yang lebih lembut, dan pemahaman yang lebih mendalam bahwa keluarga sejati tidak selalu terkait darah, melainkan ikatan yang terjalin melalui kasih dan pengalaman bersama.

“Life in Social” bukan sekadar program pengabdian masyarakat. Ia adalah ruang pembelajaran hidup. Para siswa kembali bukan hanya sebagai pelajar, tetapi sebagai individu yang telah diperkaya secara emosional dan spiritual. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar cerita; mereka membawa nilai.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best