Pelayanan Disabilitas
Meningkatkan dan memperkuat upaya penghormatan, perlindungan, kesetaraan/inklusivitas dan pemenuhan hak-hak dasar hidup penyandang disabilitas seseui dengan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Perlindungan, Penyandang Disabilitas

Kegiatan dan Informasi Terkini dari Pelayanan Disabilitas

Melangkah Bersama, Tanpa Tertinggal

Di antara kita, ada yang melihat dunia dengan cara yang berbeda.Ada yang mendengar dengan cara lain.Ada yang berjalan, berbicara, atau berpikir tidak seperti kebanyakan orang. Namun, bukan berarti mereka kurang. Mereka hanya berbeda.

Sayangnya, perbedaan itu sering kali disalahpahami sebagai kelemahan.Banyak penyandang disabilitas masih hidup dalam keterbatasan akses, terpinggirkan dari pendidikan, pekerjaan, pelayanan publik, bahkan dari ruang sosial. Di sinilah LDD KAJ hadir, bukan sebagai solusi yang tahu segalanya, tetapi sebagai teman seperjalanan—yang mendengar, mendampingi, dan membuka jalan bersama.

Kami Tidak Melayani ‘Untuk’, Kami Melangkah ‘Bersama’

Dalam Program Pelayanan Disabilitas 2023–2027, kami bertemu dengan mereka yang kerap tak terlihat. Anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang yang belum pernah masuk sekolah.
Remaja disabilitas yang ingin sekali bekerja tapi tak tahu harus mulai dari mana. Orang tua dengan disabilitas yang berjuang membesarkan anak-anaknya dalam diam. Dari pertemuan-pertemuan itu, kami belajar bahwa mereka tidak membutuhkan belas kasihan,mereka membutuhkan kesempatan.

Langkah-Langkah Kecil, Tapi Bermakna

Kami mulai dari hal-hal sederhana:

  1. Menemani orang tua mengurus akta kelahiran bagi anak disabilitas, agar ia bisa bersekolah.
  2. Membantu remaja tuli mengenal dunia kerja dan belajar keterampilan digital.
  3. Mengadakan pelatihan batik, menjahit, dan membuat konten sosial media bersama teman-teman disabilitas daksa dan netra.
  4. Menghubungkan mereka dengan tenaga medis, sekolah inklusi, koperasi, dan pelatihan kerja.

Di beberapa kesempatan, kami bahkan duduk bersama dalam forum pemerhati disabilitas untuk menyusun rencana pengurangan risiko bencana yang ramah disabilitas. Karena semua orang termasuk yang paling rentan, berhak selamat saat bencana datang.

Bukan Sekadar Pendampingan, Tapi Pemberdayaan

Kami percaya bahwa setiap penyandang disabilitas memiliki potensi, daya cipta, dan semangat yang luar biasa. Tugas kami bukan menggantikan mereka, tapi memastikan mereka punya ruang dan alat untuk tumbuh mandiri. Kami tidak berbicara atas nama mereka, tapi kami berdiri di samping mereka—menjadi saksi perjuangan, dan merayakan setiap capaian, sekecil apa pun itu.

Menuju 2027: Harapan yang Terukur

Hingga akhir 2027, kami menargetkan:

  1. 500 penyandang disabilitas menerima dukungan pendidikan, ekonomi, dan perlindungan sosial.
  2. 50 di antaranya memperoleh pekerjaan berkelanjutan.
  3. Komunitas-komunitas baru tumbuh di berbagai wilayah, saling menguatkan dalam semangat inklusivitas.

Kami tahu, jalan ini panjang. Tapi kami percaya, semakin inklusif sebuah masyarakat, semakin utuh pula kemanusiaannya. Karena Semua Punya Hak untuk Didengar, Dihargai, dan Dilibatkan, kami melangkah bersama mereka yang selama ini kerap berjalan di luar garis, untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Karena disabilitas bukan kekurangan.
Yang kurang, adalah ruang untuk setara.

Meningkatkan dan memperkuat upaya penghormatan, perlindungan, kesetaraan/inklusivitas dan pemenuhan hak-hak dasar hidup penyandang disabilitas seseui dengan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Perlindungan, Penyandang Disabilitas

 

Pemeran Utama dalam Hidup: Pengalaman Magang di BPPD – LDD KAJ

Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita menemui tokoh-tokoh yang memainkan peran penting dalam membentuk diri kita. Pengalaman magang saya di Biro Pelayanan Penyandang Disabilitas (BPPD) di Lembaga Daya Dharma (LDD) milik Keuskupan Agung Jakarta telah membuka mata dan hati saya terhadap peran penting para pemeran utama dalam hidup kita. Saat pertama kali memasuki BPPD, saya merasakan kecanggungan dan kebingungan dalam berinteraksi dengan teman-teman penyandang disabilitas tunanetra, tuli, dan tunagrahita. Namun, berkat bimbingan tim BPPD yang terdiri dari mba Yanti sebagai kepala biro, mba Dian, mas Ferry, mas Adi, serta suster Maria, saya dapat belajar untuk berelasi dengan mereka secara lebih baik, terutama dengan teman-teman tunanetra. Mereka mengajari saya pentingnya komunikasi dalam menjalin hubungan yang baik. Awalnya, saya berpikir bahwa menuntun teman-teman tunanetra dalam kegiatan sehari-hari tidaklah sulit. Namun, selama saya menjalankan tugas tersebut, saya menyadari bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari. Saya belajar bahwa saat menuntun mereka, saya harus membiarkan mereka memegang lengan saya sebagai panduan, tanpa tiba-tiba memegang tangan mereka atau tongkat yang mereka gunakan. Komunikasi menjadi kunci penting dalam menjalankan tugas ini. Awalnya, saya merasa canggung memulai interaksi, namun berkat tim BPPD dan teman-teman tunanetra, saya menjadi lebih terbuka dan berani menyapa terlebih dahulu.

“Aku Pinjam matamu ya,” kata-kata ini meninggalkan kesan mendalam dalam hati saya. Itu adalah kalimat pembuka menuju pengalaman baru bagi saya. Saat berada bersama teman-teman tunanetra, saya mulai banyak berbicara tentang apa yang ada di sekitar kami, cuaca hari itu, pedagang yang kami lewati, dan perasaan kami saat berjalan-jalan. Saya pernah menghadiri konser inklusi yang diselenggarakan di Jakarta Pusat dengan judul “I Want It This Way,” di mana teman-teman penyandang disabilitas, termasuk tuli, tunadaksa, dan tunanetra, ikut hadir. Seperti biasa, saya meminjamkan mata saya kepada teman-teman tunanetra di sebelah kanan dan kiri saya, menjelaskan tentang penampilan penyanyi dan apa yang ada di panggung. Saat itu, saya melihat mereka semua bersukacita, menikmati momen dengan caranya masing-masing. Keterbatasan mereka tidak menghalangi mereka untuk menikmati hidup. Saya merasa nyaman berada di sekitar teman-teman penyandang disabilitas. Mereka telah mengajarkan saya banyak hal, terutama melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Mereka membantu saya mengenakan kacamata orang lain untuk melihat keindahan dunia ini. Salah satu teman tunanetra pernah mengatakan bahwa meskipun ia tidak bisa melihat lagi, dunia ini tidak pernah kehilangan orang-orang baik yang membuatnya tetap indah. Kalimat itu begitu membekas dalam hati saya. Orang yang telah kecewa oleh dunia dan memiliki keterbatasan dalam melihatnya justru mampu bersyukur atas hidupnya lebih dari pada diri saya sendiri. Mereka mendorong saya untuk menjadi lebih terbuka dan peka, serta menginspirasi saya untuk menjadi bagian indah dalam kehidupan orang lain. Melalui BPPD, saya belajar melihat segala sesuatu dengan hati yang terbuka.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Biro Pelayanan Penyandang Disabilitas di Lembaga Daya Dharma KAJ atas pembelajaran dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Melalui teman-teman penyandang disabilitas tunanetra yang saya temui, saya mendapatkan dorongan untuk berani berbicara, berani bertindak, dan berani melihat dunia melalui sudut pandang yang berbeda. Semua ini dilakukan dengan hati yang terbuka. Saya bersyukur telah mendapatkan kesempatan magang di LDD, terutama di Biro Penyandang Disabilitas. Mereka telah membuka mata dan hati saya dalam menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang sejalan dengan nilai-nilai ke-Tuhan-an. Saya menyadari bahwa saya tidak perlu memiliki segala yang dimiliki orang lain untuk melihat keindahan dunia ini. Ketika saya bersyukur atas apa yang telah saya terima, menerima diri saya sendiri, dan berani berinteraksi dengan orang lain, pada saat itulah saya merasakan keindahan dunia yang sebenarnya.

Dalam perjalanan hidup kita, kita akan terus berjumpa dengan pemeran utama yang membentuk dan mengubah diri kita. Saya berharap bahwa pengalaman magang saya di BPPD – LDD KAJ dapat menginspirasi dan mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap individu, terlepas dari keterbatasan yang mereka miliki. Setiap orang memiliki peran penting dalam hidup ini, dan melalui interaksi dengan mereka, kita dapat belajar banyak dan membuka diri kita untuk melihat dunia dengan hati yang lebih terbuka.

 

Penulis : Gisela Rosa Mistika Sanjaya

Editor : Mariana Silviani

Publisher : Mariana Silviani

 

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore