Pelayanan Masyarakat
Meningkatkan perlindungan hak-hak asasi manusia dengan peningkatan penghasilan, sarana dan akses pendidikan dasar formal, akses kesehatan dan legalitas serta keberfungsian sosial

Kegiatan dan Informasi Terkini dari Pelayanan Masyarakat

Hadir di Tengah Kota, Menyapa yang Sering Terlewat

Kita mengenal Jakarta, Tangerang, dan Bekasi sebagai kota-kota besar dengan wajah modern: pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, infrastruktur digital, dan mobilitas tinggi. Tapi di balik semua itu, ada sisi lain dari kota yang tidak selalu masuk dalam gambar promosi atau data statistik pembangunan.  

Di sana, di sisi-sisi jalan, di tepi laut, di gang-gang sempit, dan di bantaran rel, ada ribuan orang yang hidup dalam keterbatasan. Mereka adalah bagian dari kota, tapi sering tidak dianggap bagian dari sistem. Nelayan di pesisir Jakarta dan Bekasi, yang setiap hari pergi melaut dengan perahu kayu sederhana, melawan cuaca dan polusi air. Pengasong dan pedagang kecil, yang berjalan kaki menjajakan barang demi kebutuhan makan hari itu. Lansia yang tinggal sendirian, hidup dari belas kasih tetangga atau sisa penghasilan masa lalu. 

Pengungsi lokal, keluarga dari luar kota yang datang ke Jakarta untuk berobat, tinggal sementara di rumah singgah sambil menjaga anak mereka yang sakit. Pengungsi mancanegara, yang tak bisa pulang dan belum tahu harus ke mana. Dan juga komunitas transpuan, yang kerap kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, bahkan pengakuan akan identitasnya.

Mereka semua adalah sesama warga kota. Tapi akses mereka terhadap pendidikan, kesehatan, perlindungan hukum, dan bantuan sosial sering kali tertutup—karena hambatan administratif, stigma, atau sekadar karena mereka “tidak terdata”.

Kami Hadir Untuk Menyambungkan Yang Terputus

Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) hadir untuk menjangkau saudara/I kita yang paling rentan di tengah kota, bukan sebagai pemberi solusi, tapi sebagai pendamping. Hadir tidak untuk menggantikan perjuangan mereka, melainkan untuk membuka pintu: akses, kesempatan, dan keberdayaan. Kami percaya bahwa kemiskinan tidak hanya soal ekonomi, tapi juga soal keterbatasan akses, minimnya pilihan, dan lingkungan yang tidak mendukung.

Yang kami lakukan di beberapa titik di kota dan wilayah pesisir : 

 

  1. Mendampingi nelayan dan pekerja harian agar dapat mengembangkan usaha kecil, mengakses modal mikro, dan membentuk koperasi komunitas.
  2. Membantu warga dewasa menyelesaikan pendidikan dasar, serta menyediakan pelatihan keterampilan praktis.
  3. Membantu mengurus dokumen identitas bagi mereka yang tidak punya KTP, akta lahir, atau KK, agar mereka bisa mengakses layanan kesehatan, bantuan sosial, dan pendidikan.
  4. Menyediakan dukungan darurat: makanan bergizi, hunian sementara, atau transportasi bagi warga miskin kota yang menghadapi bencana, sakit mendadak, atau situasi krisis lainnya.
  5. Berkolaborasi dengan relawan, komunitas, dan lembaga mitra, agar mereka yang terpinggirkan tidak sendirian dalam menghadapi kenyataan hidup yang sulit.

Di Mana Kami Hadir

Pelayanan ini berlangsung di wilayah:

  1. Pesisir Jakarta Utara dan Bekasi, untuk nelayan dan keluarga miskin pesisir.
  2. Permukiman padat di kota dan pinggiran, tempat para pengasong, pekerja informal, dan lansia tinggal.
  3. Shelter dan rumah singgah yang menampung pengungsi lokal dan mancanegara.
  4. Komunitas transpuan dan kelompok rentan lainnya yang selama ini jarang disentuh program sosial formal.

Menuju 2027: Bertumbuh Bersama

Hingga akhir 2027, LDD KAJ menargetkan untuk mendampingi setidaknya 2.500 warga miskin kota, bukan hanya sebagai penerima bantuan, tapi sebagai warga kota yang punya suara, pilihan, dan kesempatan yang lebih baik.

Kami tidak menjanjikan perubahan instan. Tapi kami percaya, perubahan nyata dimulai dari relasi yang saling menghormati, dari proses yang konsisten, dan dari keberpihakan pada yang paling kecil suaranya.

Karena Kota yang Baik Adalah Kota yang Menyertakan Semua

Setiap orang berhak atas tempat yang aman untuk tinggal, akses untuk berobat, pendidikan untuk anak-anaknya, dan pengakuan akan identitasnya. Dan kota yang manusiawi adalah kota yang tidak hanya cepat tumbuh, tapi juga adil tumbuhnya termasuk bagi mereka yang tinggal di bawah garis, di luar sistem, atau di wilayah pesisir. 

Meningkatkan perlindungan hak-hak asasi manusia dengan peningkatan penghasilan, sarana dan akses pendidikan dasar formal, akses kesehatan dan legalitas serta keberfungsian sosial

MISISAMA: Sarana Masyarakat Untuk Membiasakan Menabung

Menabung merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Namun, bagi sebagian masyarakat, menabung seringkali dianggap sebagai hal yang sulit dilakukan. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya menabung dan kurangnya kesadaran akan manfaat jangka panjang dari kegiatan tersebut sering menjadi hambatan. Namun, di tengah tantangan ini, hadir sebuah inisiatif yang bernama MISISAMA (Mini Koperasi Saudara Makmur), yang berperan sebagai sarana masyarakat untuk membiasakan menabung.

MISISAMA sebagai Bagian dari Biro Pelayanan Masyarakat: MISISAMA merupakan salah satu pelayanan yang diselenggarakan oleh Biro Pelayanan Masyarakat (BPM) di Lembaga Daya Dharma, Keuskupan Agung Jakarta. BPM melayani masyarakat miskin di sekitar wilayah Jatabek, (Manggarai, Kalideres, Bojong Bintara, dan Marunda). Pelayanan yang diberikan oleh BPM meliputi pelayanan karitatif, pelayanan tanggap bencana, pelayanan wirausaha, dan pelayanan menabung. Dengan berbagai bentuk pelayanan tersebut, masyarakat dapat diberdayakan dan mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan mereka. MISISAMA merupakan sebuah koperasi sederhana yang terdiri dari sekitar 8-10 orang dengan satu orang yang ditunjuk sebagai koordinator. Koperasi ini memberikan binaan dan tata cara menabung kepada anggotanya. Masyarakat diundang untuk menabung secara rutin untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa depan, terutama untuk pendidikan anak-anak mereka. Menabung untuk pendidikan dianggap penting karena pendidikan dianggap sebagai kunci untuk mengakhiri siklus kemiskinan.

Proses Menabung dalam MISISAMA: Setiap anggota MISISAMA diajak untuk berkomitmen menabung setiap pekannya, biasanya pada hari Selasa atau Rabu. Uang yang ditabung oleh anggota akan disimpan oleh pihak BPM, namun data keuangan akan tetap disimpan oleh kelompok itu sendiri di bawah koordinator yang ditunjuk. Meskipun banyak masyarakat yang antusias dalam kegiatan menabung ini, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti kurangnya pemasukan, permintaan jajan anak-anak yang membuat pengeluaran menjadi sulit dikendalikan, dan sebagainya. Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, penting untuk terus memberikan pembinaan kepada masyarakat. Selama masa internship di Lembaga Daya Dharma, saya diajak untuk membantu mensosialisasikan cara pengelolaan keuangan di rumah tangga kepada masyarakat. Saya dan rekansaya, Gisella, berusaha membantu masyarakat dalam mengembangkan pola pikir untuk menabung, memikirkan masa depan, dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Saya bersyukur bahwa pengalaman hidup dan kebiasaan yang diajarkan oleh orang tua saya menjadi sumber inspirasi bagi orang banyak.

Manfaat dan Pengembangan MISISAMA: MISISAMA, sebagai salah satu pelayanan dari BPM, layak untuk terus dikembangkan, terutama dalam pelayanan kepada masyarakat. Melalui program ini, masyarakat dapat terlibat dalam membangun pola pikir yang berkelanjutan untuk masa depan keluarga, terutama bagi anak-anak mereka. MISISAMA tidak hanya membantu masyarakat untuk membangun kebiasaan menabung, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dengan baik. MISISAMA adalah sebuah inisiatif yang penting dalam membangun kesadaran dan kebiasaan menabung di kalangan masyarakat. Melalui pelayanan yang diselenggarakan oleh Biro Pelayanan Masyarakat di Lembaga Daya Dharma, MISISAMA memberikan sarana bagi masyarakat untuk belajar menabung secara rutin dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Dengan terus mengembangkan MISISAMA, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan finansial mereka serta memutus siklus kemiskinan.

Penulis            : Y David Christian

 

Editor               : Mariana Silviani

Yuk Belajar Bikin Konten Dagangan !

Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta menyelenggarakan kegiatan pelatihan foto dan video produk (12/07/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk membuka cakrawala baru bagi warga yang dilayani oleh LDD KAJ, untuk belajar memasarkan produk usaha mereka secara online.

13 peserta pelatihan yang terdiri dari warga pelayanan masyarakat miskin dan penyandang disabilitas yang dilayani LDD KAJ belajar bersama fasilitator dari komunitas “Kasih Balik”. Pelatihan ini merupakan salah satu cara dari rangkaian upaya yang ditangkap oleh LDD KAJ untuk membantu meningkatkan penghasilan warga yang dilayani.

Bersama dengan para pihak yang berkehendak baik, LDD KAJ berharap dapat membantu meningkatkan penjualan teman-teman yang telah berhasil membuat produk siap jual kepada pasar umum. “Saya berharap setiap produk yang di tawarkan kepada pasar oleh warga yang kita layani tidak semata karena kasihan, melainkan memang karena kualitas dari produk itu sendiri sehingga teman-teman memiliki nilai jual yang sepadan.” Dalam beberapa kesempatan, P.Adrianus Suyadi SJ (Direktur LDD KAJ) selalu mengingatkan hal tersebut agar teman-teman dapat memiliki daya juang.

Bersama dengan komunitas “Kasih Balik” peserta pelatihan diajak untuk membuat gambar produk hasil karya mereka dengan menarik. Mulai dari teknik dasar membuat konten iklan yakni mengambil gambar, pengaturan cahaya, hingga teknik editing dengan aplikasi yang sederhana di berikan kepada peserta. Lantas setelah dapat membuat konten sederhana, menarik dan details, peserta kembali dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan media sosial yang ada seperti Instagram dan platform e-commerce lainnya.

“Bener bener salah satu pengalamanku yang paling berkesan. Sebenernya awalnya pasti gerogi karena tidak  tau teman teman partisipannya akan mengerti  atau tidak. Tapi ternyata semua welcoming banget, dan ada Suster Frederica, HK yang bantu kami. Tidak hanya aku mengajarkan foto, edit dan buat caption produk untuk teman-teman disabilitas dan transpuan, ternyata aku juga belajar banyak dari mereka. Salah satunya adalah dengan lebih inklusif dalam berkomunikasi” Kesan dari Yosephine Michelle fasilitator dari kegiatan pelatihan tersebut. Seperti gayung bersambut, warga yang dilatih merasa sangat gembira diberikan pandangan, keterampilan juga pengalaman membuat konten sederhana dan belajar pemasaran melalui platform online. “Pelatihannya menarik, penjelasannya mudah dimengerti. Sarannnya mungkin bisa dilakukan real praktek foto jadi kita tahu pencahayaannya seperti apa, bahan-bahan pendukung dan lain-lain” ungkapan dari Melisa salah satu peserta disabilitas netra.

Penulis             : Muslimin

Editor               : Yosefin TAH

Penerbit          : Mariana Silviani

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best