Berjuang Dengan Riang Gembira

Meindra dari Konfedrasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Meindra   adalah salah satu  pemenang  dari lomba film pendek buruh dalam rangka May Day 2021 yang diselenggarakan oleh Lembaga Daya Dharma KAJ (LDD KAJ), Kerasulan Buruh Dekenat Tangerang (KERABAT), dan Forum Pendamping Buruh Nasional (FPBN).   Mindra dan kawan-kawannya dari KASBI membuat karya film  berjudul “Berjuang Dengan Riang Gembira”. Karya ini  berhasil  menjadi pemenang pertama versi penilaian Juri dan pemenang favorit pilihan pemirsa dari like film yang tayang di Youtube Gue LDD https://youtu.be/KquyVkDuPns

Pada  pertemuan bertajuk “ Cerita Dibalik Lomba” yang diselenggarakan  secara virtual dipancarkan secara live streaming oleh tim multi media dari divisi penelitian dan pengembangan LDD KAJ di chanel Youtube Gue LDD (https://youtu.be/wgGiZcDL-yYpada hari Sabtu 8 Mei 2021, Meindra hadir sebagai salah satu peserta yang memenangi lomba ini.   

Meindra mengungkapkan bahwa membuat film untuk lomba ini adalah pengalaman pertama kali. Dengan rendah hati, Meindra mengakui masih  banyak kekurangan dalam teknis seperti pengambilan gambar dan audionya visualnya. Demikianpun dalam proses produksi ada pula kendala, meskipun sebelumnya  sudah biasa membuat dokumentasi seperti sesi-sesi wawancara. 

Meindra berharap agar moment seperti ini menjadi peluang bagi  serikat buruh dan elemen  gerakan rakyat lainnya untuk  menyuarakan keresahan dan keprihatinan yang dirasakan oleh buruh. Ia juga berharap untuk selanjutnya agar bisa mempererat persaudaraan dengan berbagai cara.  Seperti  bertemu atau diskui panjang lebar untuk  saling belajar dalam produksi film. 

MENJADI  KAWAN DALAM GERAKAN BARU

Proses Lomba Film pendek buruh untuk merayakan hari buruh internasional 2021 sudah berakhir. Menjadi pemenang dalam lomba ini adalah satu capaian. Menjadi pemenang yang terus berani berjuang untuk  menyuarakan keprihatinan kemanusiaan melalui aneka cara dan kesempatan “dicelah yang sekecil apapun” adalah tantangan bagi terwujudnya kemuliaan martabat kemanusiaan yang belum berakhir.

Para peserta, para panitia, para juri, dan jaringan gerakan lainnya yang memiliki kehendak baik diundang untuk terus berkolobari, bersinergi, saling mendukung dengan berbagai cara untuk memajukan  kehidupan bersama yang lebih adil, sejahtera dan bermarbat.

Selamat untuk KEMENANGAN KITA SEMUA yang telah mengambil bagian dalam berkolaborasi dan sinergi menyuarakan kemanusiaan melalui film pendek buruh !

Ditulis oleh: FX Yono Hascaryo Putro

Domus Isoman – Gerak Siaga Bela Rasa

Pandemi Covid -19 di Indonesia setelah setahun berlalu belum juga menunjukan tanda-tanda membaik. Bahkan mulai Juni 2021 lalu, terjadi kenaikan tingkat warga terpapar hingga berlipat kali dibanding tahun sebelumnya. Pelayanan rumah sakit di DKI Jakarta berubah menjadi kritis, hampir semuanya penuh.

Kondisi seperti itu membuat gerakan isiolasi di rumah bagi para penyintas yang bergejala ringan menjadi pilihan terbaik. Yang menjadi masalah adalah para penyintas dari keluarga pra sejahtera yang tidak memiliki keterbatasandi rumah tempat tinggalnya. Dari ukuran rumah tinggal yang kecil, terbatasnya kamar dan padatnya penghuni malah berpotensi menjadi sumber penularan baru. Belum lagi tentang kebutuhan nutrisi, vitamin, dan obat-obatan yang dibutuhkan agar imunitas meningkat dan virus yang menggeroggoti tubuh bisa berakhir tanpa menular pada orang lain.

Domus Isoman adalah gerakan bela rasa yang ingin membantu para penyintas covid dari keluarga pra sejahtera agar menjalani isolasi mandiri secara lebih baik. Gerakan baik ini diinisiasi oleh komisi PSE KAJ bersama LDD KAJ dan bergerak bersama komisi kesehatan, komisi pendidikan, dan paroki- paroki di KAJ serta para donatur yang berkehendak baik. Sampai dengan 16 Agustus ini sudah ada beberapa Domus Isoman yang beroperasi seperti di sekolah Pangudiluhur – Paroki Jagakarsa, sekolah Pangudiluhur Paroki Kampung Sawah, sekolah Santa Maria dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Carolus paroki Matraman, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Paroki Duren Sawit.

Sebagian dari Domus Isman itu sudah ada penyintas yang dilayani dan ada yang sudah purna isomannya –  pulih kembali kesehatananya. Sebagian yang lain sudah siap siaga, namun belum ada penyintas yang dilayani. Belum adanya penyintas yang dilayani, bukan berarti Domus Isoman ini tidak memiliki fungsi atau manfaat dalam kerangka ketangguhan warga terhadap risiko bencana.

Dalam kerangka gerakan kesiapsiagaan warga terhadap situasi bencana, penulis mencoba mendiskripsikan gerakan Domus Isoman sebagai gerakan kesiapsiagaan dalam siklus kebencanaan.  Tujuan utamanya adalah “melayani kehidupan (pro life) : melayani yang membutuhkan bantuan isolasi mandiri penyintas covid”.  

Berikut ini bebebapa alternatif indikator keberhasilan Domus Isoman sebagai gerakan kesiapsiagaan dalam siklus kebencanaan :

  • Ada kesiapan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan.

Sarana dan fasilitas itu seperti kamar, tempat tidur, toilet, tempat sampah, perlengkapan medis penunjang, dan lainnya.

  • Ada kesiapan sistim operasi.

Ini adalah prosedur-prosedur standar dan protokol-protokol yang diperlukan agar pelayanan bisa terlaksana secara maksimal dengan mengurangi risiko bagi para pelayanan maupun yang dilayani.

  • Ada kesiapan personil.

Ini adalah pelayanan oleh manusia untuk manusia. Personil yang memiliki kapasitas dan komitmen dibutuhkan agar sistim operasi bisa berjalan dengan baik.

  • Ada kesiapan logistik.

logistik atau kebutuhan dasar sebagai pendukung terlaksanannya operasi pelayanan secara maksimal dan berkelanjutan seperti bahan makan, obatanobatan, perlengkapan medis dasar, oksigen, dll.

  • Ada Jaringan.

Gerakan mestinya tidak bisa dilakukan satu pihak saja, diperlukan pengembangan jaringan bersama pihak-pihak yang berkehendak baik dan relevan dengan kebutuhan pelayanan.

  • Ada Publikasi.

Ini adalah upaya inklusi agar para pihak yang membutuhan pelayanan dan ingin membantu pelayanan bisa ikut terlibat. Kita semua berharap, pandemi segera berakhir dan Domus Isoman juga segera ditutup. Sejarah gerakan bela rasa akan mencatat bahwa dalam setiap kesulitan yang dihapai oleh kemanusiaan, akan selalu ada inspirasi kreatif untuk

Kita semua berharap pandemi segera berakhir dan Domus Isoman juga segera ditutup secara operasional, namun kesiapsiagaan Domus Isoman tetap bergerak. Sejarah gerakan bela rasa akan mencatat bahwa dalam setiap kesulitan yang dihapai oleh kemanusiaan, akan selalu ada inspirasi kreatif untuk terlibat megatasi kesulitan.

Ditulis oleh: F.X. Yono Hascaryo Putro

Compassion For NTT – Relawan dan Donatur Berjalan Seiring

Dampak siklon tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara bagian timur dan sekitarnya telah menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Lebih dari 100 orang meninggal dunia, ratusan orang mengalami luka, serta ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi.  Ribuan ladang jagung dan gandum rusak berat, mengakibatkan beberapa daerah mengalami gagal panen. 

Menanggapi situasi ini Romo Ch. Kristiono Puspo SJ, Direktur Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta membentuk posko untuk melayani para donatur maupun umat yang berkeinginan menyumbangkan bantuan kepada para korban bencana alam di NTT.  Posko dibuka sejak tanggal 8 April 2021 dengan Koordinator Posko pelayanan adalah Dian Susanti, staf Divisi Kebencanaan LDD KAJ.

Bantuan mengalir setiap hari mulai pukul  8 pagi hingga pukul 5 sore hari di Gedung Karya Sosial KAJ, yang terletak di samping Gedung Karya Pastoral KAJ. Para relawan yang datang dari berbagai paroki maupun latar belakang dengan setia membantu LDD KAJ dalam mendata, packing dan loading ke atas truk yang kemudian dibawa ke Pool Meratus di Tanjung Priok, yang selanjutnya ke Larantuka dan Atambua melalui jalur laut. Silih berganti, tidak kurang dari 10 relawan meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka masing-masing. Mereka berasal dari Paroki Cilangkap, Paroki Jagakarsa, Paroki Halim, Paroki Bekasi dan bahkan relawan lintas agama yang bukan beragama Katolik.

Selain relawan, peran serta para donatur juga tidak kalah pentingnya. Dengan berbagai cara para donatur tak henti-hentinya mewujudkan bela rasa dalam bentuk dana, sembako, selimut, pembalut, popok bayi, biskuit, obat-obatan, masker, pakaian baru, alas tidur, kasur lipat, kelengkapan mandi, serta susu untuk anak-anak maupun dewasa. Tidak kalah pentingnya donasi transportasi, yaitu pengangkutan dari LDD KAJ menuju Pool Meratus, Tanjung Priok.  Bukan hal mudah  menyediakan transportasi untuk memindahkan barang bantuan yang mencapai 15 ton beratnya. Diperlukan pengetahuan dan pengalaman tersendiri dalam hal transportasi. Namun kemurahan hati dan budi baik para donatur membuat segalanya terasa ringan.

Compassion for NTT telah menjadi sebuah gerak bersama dalam berbela rasa bagi sesama, tanpa ada yang merasa diutamakan atau disisihkan.  Seluruh pribadi yang terlibat menyadari tujuan utama dari gerakan ini, sehingga segala daya upaya dilakukan untuk meringankan beban saudara kita di NTT. 

Salam Bela Rasa. Salam Kemanusiaan.

Belajar Videografi Belum Berakhir

Terima kasih ya, LDD KAJ yang telah mewadahi kami untuk pelatihan ini. Segala ilmu, kebaikan, perhatian, kepedulian, kesabarannya, dan waktunya yang telah kami terima 3 kali pertemuan ini dilayani dengan baik

Meskipun paket proses pembelajaran tentang videografi yang diselenggarkan oleh LDD KAJ bagi peserta angkatan ke-VI ini belum berakhir, namun  ungkapan Sr Louise HK (peserta dari Palembang) yang dikirim melalui pesan di grup whatsapp pelatihan videografi diatas telah menjadi salah satu tanda nyata kehadiran wajah LDD KAJ dalam mengupayakan pelayanan yang terbaik.

Pelatihan videografi secara virtual sesi 3 diselengarakan oleh LDD KAJ pada hari Sabtu, 13 Maret 2021. Pada sesi ini, diajak kembali untuk lebih memahami dan mendalami tentang teknik dasar videografi. Misalnya merumuskan pesan utama dalam produk video kampanye, angle kamera, dan editing. Hasil karya peserta selama satu minggu sebelumnya menjadi materi utama dalam pelatihan ini.

Pipit Prahoro, pelatih senior dan mentor pada pelatihan ini  memilih  video yang dikirimkan oleh peserta untuk  diedit kembali  secara online. Selama proses re-editing itulah, informasi tentang teknis dan tools yang ada dalam aplikasi editing itu diperdalam. Sebagai contoh adalah video yang karya Sr. Lousie, HK berjudul “Memanfaatkan Lahan Sempit”. Video berdurasi 157 detik ini menggambarkan tentang usaha memanfaatkan lahan sempit yang telah dilakukan di Biara Susteran Hati Kudus – Palembang dengan menanam sayur caisim, tomat hijau, dan cabai hijau. Bersama mas Pipit dalam re-editing secara online, video berdurasi 157 detik itu dipadatkan menjadi 60 detik saja dengan menghilangkan beberapa gambar yang secara teknis mengambilan mengalami goncangan dan pengulangan.  Dalam 60 detik ini pesan tetap sama yakni mengajak pemerisa untuk bergerak memanfaatkan lahan yang sempit.

Pertanyaan peserta berkembang selama proses re-editing online itu. Misalnya pertanyaan dari Whati tentang cara memotong gambar dan instrumen yang mengiringi video. Ada juga pertanyaan dari Djodi tentang menghilangkan water mark pada aplikasi berbayar. Pertanyaan itu dan pertanyaan lainnya dari peserta selama proses ini langsung dijawab oleh mas Pipit dengan contoh terapan melalui proses re-editing online ini.

Waktu begitu cepat berjalan. Sekitar 2,5 jam telah berlalu dalam proses pelatihan secara virtual yang intens. Sebagian peserta merasa masih membutuhkan pembelajaran bersama lebih lanjut. Menanggapi kebutuhan peserta untuk mendapatkan pembelajaran lebih mendalam lagi, LDD KAJ akan membuka 1 sesi tambahan untuk nagkatan VI ini pada Sabtu, 27 Maret 2021. Selanjutnya LDD KAJ juga menawarkan kepada para peserta yang kelak menjadi alumni peserta pelatihan ini untuk berkolaborasi dalam memproduksi video-video pendek  berkonten baik untuk kebaikan hidup bersama yang akan ditayangkan di media sosial terbitan LDD KAJ.

Semangat Perjuangan Eliyatul Ihlas

Setiap orang tentunya ingin hidup sehat dan normal. Keinginan itu juga dimiliki oleh seorang wanita muda yang berjuang melawan penyakitnya. Nama wanita muda itu Eliyatul Ihlas, berusia 17 tahun. Eliyatul Ihlas adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia mengalami penyakit langka sejak usia 4-5 bulan, ditandai adanya kebiruan di lidah dan tangan yang berbentuk seperti cacing, kemudian menjadi benjolan. Benjolan itu bermula di bagian lidah yang kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuhnya di sebelah kiri. Benjolan itu berkembang terus-menerus sehingga membuat Eliya merasakan sakit saat akan tumbuh benjolan baru.

Sampai usia Eliya 9 tahun, keluarga belum bisa membawa Eliya ke rumah sakit karena keadaan ekonomi tidak mampu. Suatu hari sepulang dari sekolah ia terjatuh saat bermain yang membuatnya koma. Eliya dibawa ke RSUD, pihak rumah sakit tidak bisa menangani Eliya kemudian di rujuk ke RSCM. Eliya langsung mendapatkan perawatan selama 5 bulan. Eliyatul Ihlas terpaksa berhenti dari sekolah karena harus menjalani pengobatannya di RSCM  yang cukup panjang. Eliya di diagnosis mengalami kelainan pembuluh darah. Saat itu Eliya menjalani proses khemoterapi selama 2 bulan, tidak ada perubahan akhirnya ia dioperasi.

 Eliya telah menjalani 4 kali operasi. Saat proses operasi selalu terjadi pendarahan sehingga menghambat operasi tersebut, kondisi yang demikian tidak membuat Eliya menyerah. Sebaliknya membuat  ia tetap semangat dalam hidup untuk melawan penyakitnya. Bahkan tetap bersemangat untuk melanjutkan sekolahnya melalui kejar paket.

Eliyatul Ihlas belum selesai dengan persoalan hidupnya, ia dihadapkan pada persoalan baru. Pada tahun 2018, ayahnya mengalami sakit kanker pankreas dan harus dirawat di rumah sakit, sehingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya, yang sebelumnya bekerja sebagai seorang nelayan. Ayah Eliya sudah menjalani operasi pengangkatan kantong empedu.

Eliya tinggal dengan ibu dan tiga saudaranya. Keluarga Eliya masih sangat sulit perekonomiannya, sejak ayahnya sudah tidak bekerja lagi. Salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya ibu Eliya berjualan es lilin keliling. Hasil dari berjualan es lilin itu tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga dengan terpaksa ibunya mencari pinjaman kemana-mana. Beban hidup yang dirasakan Eliya sebagai seorang pasien yang masih harus menjalani terapi dan pengobatan bersama dengan ayahnya yang juga sebagai pasien dirasakan semakin berat. Keadaan yang sedang dialami keluarga ini tidak membuat ibu Eliya tidak pernah putus asa dalam merawat keluarganya dengan penuh kasih setia. Semangat dan kegigihan yang dimiliki oleh Eliya sendiri menjadikan penyemangat juga bagi keluarga dalam menghadapi pencobaan hidup dan tantangan bagi ibunya hingga membuat kitapun semakin sadar bahwa selama kita mau berusaha, Tuhan akan memberikan jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup, antara lain melalui support dari LDD KAJ yang berupa sembako dan kadang makanan siap saji (tergantung dari progam yang ada di LDD KAJ) selama berada di rumah singgah RSCM. Semoga lekas sembuh.

JaKi (Jakarta Kini)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang dikembangkan melalui Badan Layanan Umum Daerah Jakarta Smart CityJAKI diproyeksikan menjadi city-super apps sekaligus one-stop service untuk warga Jakarta.  JAKI merupakan Aplikasi yang menyediakan layanan dan informasi, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. 

Aplikasi JAKI akan membantu warga memenuhi kebutuhan mereka dengan mengintegrasikan seluruh layanan, baik yang dibuat oleh Pemprov DKI, masyarakat, atau komunitas. Ternyata, aplikasi tersebut sangat berguna pada masa pandemi COVID-19.

LDD KAJ telah membuktikan keampuhan JAKI. Pada sabtu, 13 Maret 2021, LDD berjalan menyelusuri  Stasiun Cikini – Jl. Probolinggo – Jl. M. Yamin – Jl. Tengku Cik Ditiro – Jl. R.P.Soeroso – Jl. Cikini lalu kembali ke Stasiun Cikini. Banyak hal yang kami temui salah satunya UPT (Ubin Pemandu Tunanetra) /jalur kuning untuk tunanetra. Namun ada kejanggalan.

Di atas jalur UPT itu terlihat  ada beberapa kabel listrik yang kendor dan membahayakan jika tersentuh pejalan kaki tunanetra yang berbadan tinggi.

Kondisi yang tidak normal ini harus dilaporkan ke dinas terkait. Dengan aplikasi JAKI. Pelaporan pelayanan publik ini direspon dengan cepat. Tidak hanya dilaporkan. tetapi direspon oleh Suku Dinas Bina Marga Kota Jakarta Pusat. 

Laporan di atas termasuk dalam laporan kategori jaringan listrik. Kategori pelaporan lainnya: Bantuan Sosial, Ambulans Gawat Darurat, Bantuan Pendidikan dan Gedung sekolah dan kategori pelayanan lainnya. Pembaca bisa mengunduhnya di Google Playstore.

Semoga aplikasi JAKI dan Pemprov DKI makin maju untuk menata kota kita tercinta sehingga dapat menjadi contoh kota yang ramah dengan disabilitas khususnya tunanetra.

Kelompok Belajar Anak Virtual di Era Digital dan Pandemi

Virtual learning mengacu pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas maya yang berada dalam cyberspace melalui jaringan Internet (Pannen, 1999). Penerapan virtual learning ditujukan untuk mengatasi masalah keterpisahan ruang dan waktu antara siswa dan pengajar melalui perangkat yang tersambung dengan internet seperti komputer atau smartphone.

Pendidikan mengambil wajah baru melalui kecanggihan teknologi yang terus berkembang. Kelompok Belajar Anak (KBA) Virtual atau kelompok belajar secara daring sekarang menjadi primadona di masa pandemi Covid-19. Adapun upaya yang Divisi Pemberdayaan lakukan untuk warga dampingan LDD-KAJ adalah mendampingi kelompok belajar secara virtual setiap hari Sabtu, pukul 09.00 pagi, bersama dengan teman-teman relawan muda LDD KAJ. Melalui KBA Virtual, Divisi Pemberdayaan LDD KAJ terus berusaha untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak warga dampingan agar mereka mempunyai daya saing dan dapat menjadi bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Fokus pembelajaran pada KBA Virtual tersebut terdapat pada satu mata pelajaran, yaitu Bahasa Inggris. Mata pelajaran ini dipilih sebagai pusat perhatian pengajaran kami karena Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang umum dipakan di dunia. Pembelajaran ini juga tidak jauh melenceng dari kurikulum yang ada pada sekolah, agar tidak terlalu menyulitkan.

Sejauh ini, KBA Virtual LDD KAJ sudah terjadi selama 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, terdapat satu wilayah yang mengikuti yaitu Mutiara Pitung, Jakarta Utara. Pesertanya ada 6: Nindi, Putra, Safa, Diana, Malaya, dan Winda, yang di dampingi oleh 19 Relawan muda untuk perkenalan dan icebreaking. Pada minggu kedua, wilayah peserta KBA Virtual berdambah 1, yaitu dari wilayah Muara Angke. Pada minggu ketiga, terjadi penambahan wilayah yang ikutserta dalam KBA Virtual, yaitu wilayah Rawa Elok, sehingga terdapat 3 wilayah dan 35 peserta yang mengikuti KBA tersebut. Pada minggu keempat, tidak terdapat penambahan wilayah, namun para peserta dan relawan tetap antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Para peserta sangat menikmati kegiatan tersebut. Selain mempelajari hal-hal baru, para peserta yang mayoritas berada di bangku Sekolah Dasar dapat melakukan pembelajaran sembari bermain dan menonton cuplikan-cuplikan video edukatif. Para peserta juga terlihat aktif dalam diskusi yang diadakan dalam KBA Virtual tersebut.

Melalui KBA Virtual, diharapkan agar para peserta yang mayoritas berasal dari keluarga prasejahtera, dapat mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang mencukupi. Hal ini agar kedepannya, merekapun dapat bersaing dan mencari kehidupan yang lebih layak.

Ditulis oleh: Silvi | Diedit oleh: Rafael Deo dan Aryo Pradhana

Perjumpaan dengan Ibu Ita

PAUD Marunda Pitung menjadi Sahabat LDD KAJ sejak tahun 2008. LDD KAJ memberi dukungan ibu-ibu setempat yang tergerak memberi pendidikan untuk anak-anak di perkampungan. POSYANDU, perbaikan gizi, & pendidikan calistung, serta pendidikan bagi para guru PAUD. Di tahun 2020, LDD KAJ memberi penyegaran pada kurikulum PAUD tersebut. Suster Lia RGS menyusun kurikulum berbasis karakter dengan mengadopsi kurikulum IHF (Indonesia Heritage Foundation). Disesuaikan dengan kondisi lapangan, guru-guru yang banyak hanya lulusan SMP,  & suami pekerja empang & kerja informal.

Sejarah ini kami dapat ketika Kamis 4  Maret 2021 berkunjung ke rumah belajar Mutiara Pitung, salah satu PAUD binaan LDD KAJ. Kali ini LDD meminta kesediaan Ibu Ita, pimpinan PAUD Marunda  Pitung, Marunda, Jakarta Utara, untuk memberi testimoni mengenai pentingnya karakter toleransi pada anak yaitu dalam hal menerima perbedaan di sekitarnya. Beberapa contoh diantaranya adalah seperti bagaimana anak bisa menerima teman yang berbeda warna kulit, berbeda bentuk tubuh, rambut,dan lain-lain. Toleransi diperlukan untuk menghindari tindakan bully dan tindakan intoleran lainnya.

Kesaksian Ibu Ita, yang secara langsung terjuan mendidik anak nelayan pesisir utara ini, diharpkan mampu menggerakkan hati penonton video Gue LDD. Ibu Ita yang hanya lulusan pendidikan kejar paket, mau dan bisa memajukan anak-anak supaya tidak berpengetahuan saja, tapi juga anak yang memiliki sopan santun, beriman, sayang teman, dan berpengetahuan.

Di akhir perjupaan, Ibu Ita menyampaikan kepada Bapak Rusmadi dan Bapak Ferry keinginnannya lebih maju, ingin dibekali teknik membuat modul pembelajaran, dan bersedia mengajar dengan LDD untuk membuka PAUD baru; karena kerinduannya adalah membuat anak-anak di kampung nelayan maju.

Tanggap Bencana Kebakaran di Pemukiman Padat Muara Angke

Sebuah kebakaran terjadi di pemukiman padat, Muara Angke – Penjaringan, Jakarta Utara pada hari Rabu, 17 Februari 2021. Sebanyak 8 unit rumah semipermanen habis dilalap api dalam  waktu singkat, hal tersebut dibenarkan oleh Kanit Reskrim Polsek Kawasan Sunda Kelapa, AKP Ikhrom Bhaiki.  Kebakaran tersebut terjadi pada pukul 17:45 WIB, tepatnya di pemukiman warga RT 09 RW 22, Blok Empang Muara Angke.

Munculnya api secara tiba-tiba dan membesar dengan cepat, tidak mampu diantisipasi oleh para warga. Mereka hanya mampu menyelamatkan diri dengan pakaian yang melekat di badan dan harta benda seadanya. Kebakaran telah meluluhlantahkan kehidupan 16 KK dan untuk sementara para korban kebakaran ini menumpang di rumah kontrakan yang dipinjamkan Ketua RT.  Beberapa warga, ada pula yang bertahan di beranda rumah para tetangga dengan menggunakan terpal seadanya.

Keesokan harinya, Kamis 18 Februari 2021,  Tim Asesmen dari LDD KAJ mengunjungi lokasi kebakaran untuk mengumpulkan informasi. Tim terdiri dari Divisi Kebencanaan, Dian Susanti dan Stefanus Bedahrang dari Divisi Karitatif.  Informasi yang diperoleh akan dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah yang diambil oleh LDD KAJ dalam meringankan beban para korban kebakaran tersebut.

Tim Asesmen melakukan wawancara dengan istri ketua RT dan warga korban kebakaran serta mengamati lapangan secara langsung di lokasi kebakaran. Nampak warga sedang mencari barang-barang yang masih bisa digunakan di antara puing-puing kebakaran.

Warga berharap bantuan dari pemerintah segera datang untuk membangun kembali rumah yang telah hancur dilahap si jago merah.

Pada hari jumat, 19 Februari 2021, LDD KAJ melalui Divisi Karitatif dan Divisi Kebencanaan mencoba untuk meringankan para korban terdampak kebakaran ini dengan memberikan bantuan berupa: sembako, biskuit, susu, vitamin, selimut, pakaian layak pakai, serta terpal. Sebanyak 16 Kepala Keluarga atau sekitar 47 jiwa telah dibantu.

Berikut merupakan data korban yang telah dibantu oleh LDD KAJ:

Dewasa33 orang
Lansia2 orang
Ibu hamil2 orang
Balita10 orang

Artikel ini ditulis oleh: Dian Susanti
Artikel ini diedit oleh: Derren Permana

Bela Rasa di masa Pandemi – Tanggap Bencana di Sulawesi Barat

Pada hari Jumat, 15 Januari 2021, Gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Sulawesi Barat dengan pusat gempa di wilayah Majene dan sekitarnya. Beberapa fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit, perkantoran, dan rumah hancur runtuh total, ribuan orang mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman. Sebuah bencana yang memilukan hati, terlebih bencana ini terjadi di saat seluruh dunia sedang berjuang melawan pandemi COVID-19. Sebuah keadaan yang membutuhkan penanganan khusus dan tepat.

Beruntung Gereja Santa Maria Ratu Rosari, Mamuju masih berdiri tegap meski ada beberapa bagian yang retak dan lokasi gereja yang relatif aman karena berada di puncak perbukitan kota Mamuju.  Di kompleks pelayanan Paroki Mamuju inilah pusat aksi bela rasa berpusat.

Sejak awal bencana, Pastor Paroki, Victor Wiro Patinggi Pr dengan sigap mengkoordinir bantuan untuk para penyintas bersama dengan tim tanggap bencana yang pernah memperoleh pelatihan dari Caritas Indonesia, Karina KWI. Beberapa hari kemudian tim Caritas Makassar hadir dengan diikuti staf dari Carita Indonesia, Rudi Raka dan satu minggu kemudian disusul relawan dari LDD KAJ, Pipit Prahoro serta Caritas Tanjung Karang, FX Iwan. Sebuah gerak bersama serta sinergi dari jaringan Caritas Indonesia dan kearifan lokal, layaklah pos pelayanan ini diberi nama, Pos Pelayanan Kemanusiaan Gempa Sulawesi Barat, Jaringan Caritas Indonesia, Paroki St Maria Ratu Rosari Mamuju.

Gudang Logistik di Posko Tanggap Bencana

Bencana ini telah menggerakan sikap bela rasa siapapun juga, khususnya mereka yang tinggal di paroki sekitar se-kevikepan dan se-keuskupan. Paroki Baras, Paroki Poliwali, Paroki Mamasa, Paroki Pare-pare, bahkan Paroki Palu dari Keuskupan Manado turut mengirimkan bantuan ke Pos Pelayanan di Paroki Mamuju. Kevikepan Luwu juga mengirimkan bantuan serta relawannya, sehingga jumlah relawan pada minggu kedua setelah gempa  di pos pelayanan Gereja Santa Maria Ratu Rosari tidak kurang dari 60 orang, termasuk pastor Vikjen, direktur Caritas Makassar dan 3 pastor pendamping, sebuah jumlah yang luar biasa.

Bukan sekedar jumlah, angka itu menunjukkan potensi kekuatan pelayanan yang menakjubkan, terlebih karena musibah ini terjadi di tengah pandemi.

Pada masa biasa tanpa pandemi, tentu saja banyak proses dan ketentuan yang harus dijalani layaknya sebuah pos sebagai pusat pelayanan respons bencana. Sedangkan, aksi bela rasa di masa pandemi ini tentu memiliki penekanan-penekanan tertentu yang tidak hanya berpusat pada penyintas sebagai tujuan atau sasaran pelayanan namun juga harus memberi atensi khusus pada para relawan atau pelaku dalam melakukan aksi bela rasa itu sendiri.

Media Center di Posko Tanggap Darurat

Di masa pandemi ini, pastinya seluruh proses pendistribusian harus dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan yang baku.  Seluruh relawan menggunakan masker, menjaga jarak, tidak bersentuhan, serta selalu menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan pada saat tertentu, menjadi bagian dalam mewarnai ritme dari seluruh proses pendistribusian bantuan.  Hal ini dilakukan untuk menjaga dan memastikan bahwa seluruh relawan dalam kondisi yang sehat atau tidak dalam keadaan terinfeksi virus, khususnya para relawan di bidang asesmen dan distribusi, seluruhnya melakukan tes Swab Antigen di Desk Relawan BNPB, demikian pula para relawan yang baru saja bergabung.

Swab Antigen menjadi hal pokok yang harus dilakukan secara periodik untuk memastikan kesehatan para relawan atau siapapun yang berada di pos pelayanan. Karena keberlangsungan pelayanan untuk menyapa para penyintas merupakan tujuan akhir dari aksi bela rasa ini, hingga suatu saat nanti, penyintas dan relawan  dapat kembali kepada kehidupannya sedia kala tanpa di bawah bayang-bayang kekhawatiran terinfeksi virus Corona Covid 19.


Artikel ini ditulis oleh: Pipit Prahoro
Artikel ini diedit oleh: Derren Permana